Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4
  • Kami Kabarkan Berita Terkini Banyuwangi,Seputar Banyuwangi, Wisata Banyuwangi, Tentang Banyuwangi and more...
  • Ingin Mengetahui Seluk dan Beluk Banyuwangi. Silahkan ketik judul dan keterangan gambar anda disini...

Rabu, 16 Desember 2009 | 20.36 | 0 Comments

Budayawan Protes Pawai Budaya Banyuwangi

BANYUWANGI-Rencana Pemkab menggelar karnaval budaya di jalan sekitar lapangan terbang (lapter) Sabtu mendatang (19/12) terus mengundang protes. Setelah beberapa penata rias keberatan dengan pemilihan lokasi karnaval di pedesaan itu, kali ini giliran budayawan yang protes.

Budayawan Andang Cy. termasuk yang paling keras menolak rencana karnaval di jalan sekitar lapter.''Saya orang yang pertama menolak kalau puncak Harjaba diselenggarakan di lapter,'' tegasnya kemarin (15/12).

Meski begitu, Andang mengakui bahwa dirinya tidak bisa berbuat banyak dengan penetapan lokasi pawai budaya tersebut. Meski dirinya keberatan dengan adanya keputusan tersebut, bagaimana pun juga acara tersebut tetap diselenggarakan dan sudah dijadwalkan dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). ''Saya pernah melakukan survei ke sekitar kawasan lapter pada siang hari. Di sana, cuacanya sangat panas. Saya membayangkan bagaimana nanti kalau anak-anak kecil ikut nonton pawai. Apakah ada yang nonton apabila digelar di sana?'' ujarnya.

Menurut Andang, kegiatan di sekitar kawasan lapter itu terkesan dipaksakan. Selain itu, hal itu sudah mengubah tatanan yang sudah ada setiap tahun, yakni puncak peringatan Harjaba selalu diselenggarakan di Kota Banyuwangi. Resepsi Harjaba, biasanya selalu diselenggarakan di Pendapa Sabha Swagata Blambangan.

Secara terpisah, seniman dan budayawan H. Sutejo menilai, pelaksanaan pawai budaya di sekitar lapter Blimbingsari itu kurang tepat. Selain lokasinya yang panas, kawasan tersebut tidak pas untuk pelaksanaan pawai budaya. ''Kalaupun diselenggarakan di ibukota kecamatannya, yakni di Rogojampi, saya pikir tidak masalah. Lha, kok ini karnaval di lapter,'' ujarnya.

Sutejo mengakui, sebelumnya pernah ada pertemuan pertama yang membahas masalah pawai budaya. Dalam pertemuan tersebut memang ada perdebatan. Namun, akhirnya sudah menjadi keputusan Bupati bahwa pawai harus dilaksanakan di lapter. ''Sehingga, kami tidak bisa berbuat apa-apa,'' ujarnya.

Sutejo menambahkan, sekitar lapter cukup panas. Oleh karena itu, akan muncul pertanyaan, bagaimana dengan tamu dari kabupaten lain. Para tamu akan diistirahatkan di mana kalau lokasinya panas seperti itu. Namun, akhirnya hal itu sudah menjadi keputusan dan pelaksanaannya ditetapkan tanggal 19 Desember 2009 mendatang.

Sementara itu, Bupati Ratna Ani Lestari menegaskan bahwa peringatan Harjaba memang dilaksanakan di lapter. Tujuannya, untuk pengenalan lapter kepada masyarakat Banyuwangi dan kepada maskapai penerbangan. ''Selama ini, sudah ada BIFA dan nanti akan ada maskapai Merpati yang kami undang,'' katanya di sela-sela peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan kemarin.

Bupati Ratna menambahkan, Harjaba merupakan momen yang pas untuk ritual deklarasi nama bandara. Sebab, hal itu terkait nama salah satu pahlawan Banyuwangi. ''Hal ini dilakukan karena terkait dengan sertifikasi bandara. Kalau Perbup-nya sudah, tinggal Perda-nya saja. Kalau menunggu 2010 terlalu lama,'' jelasnya.

Ketua I Panitia Peringatan Harjaba, Hadi Sucipto mengatakan, dengan adanya nama lapter, sertifikasi bandara bisa langsung dilakukan. Kalaupun nanti ada perubahan nama bandara pada Perda, tidak menjadi masalah. ''Perda memang harus dibahas dengan DPRD,'' jelasnya.

Hadi Sucipto menambahkan, puncak peringatan Harjaba tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Puncak acara Harjaba tahun ini digunakan untuk mendeklarasikan nama lapter. Nanti sudah disiapkan angkutan untuk masyarakat Banyuwangi. ''Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kota Banyuwangi apabila tidak bisa menyaksikan Pawai Pelangi Budaya yang biasa diselenggarakan di pusat kota,'' katanya.

Menurut Sucipto, peringatan Harjaba bisa dilakukan di mana saja. Sebab, wilayah Banyuwangi luas. Jadwalnya, mulai siang sampai sore ada pawai pelangi budaya. Memasuki Magrib, dilanjutkan ngebangi bandara dengan salat Magrib dan adzan yang akan dilakukan oleh tujuh orang. Setelah itu, dilanjutkan dengan doa dan selamatan. ''Pukul 19.00 dilanjutkan dengan resepsi di lapter,'' katanya.

Sucipto menambahkan, ada tiga alternatif rute pawai Harjaba. Alternatif pertama, dimulai dari lapangan Desa Watukebo menuju lapter Blimbingsari dengan jarak tempuh tiga kilometer. Alternatif kedua, pawai dimulai dari lapter ke lapangan Desa Watukebo. Alternatif ketiga, pawai dimulai dari Desa Blimbingsari menuju lapter dengan jarak hanya satu kilometer. ''Penentuan rute akan diputuskan besok pagi (hari ini, Red),'' cetusnya.

Sucipto mengaku optimistis bahwa pawai budaya di lapter itu akan banyak disaksikan penonton. Untuk pengamanan, kata dia, sudah disiapkan semaksimal mungkin. Sawah masyarakat yang ada di sekitar lapter dijamin tidak rusak, karena nanti sudah ada pagar pembatas. (lla/bay)Radar Banyuwangi
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=132312
Info Lengkap http://muhamadalisaifudin.blogspot.com

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.